Dokter Ngantuk

Anda pernah melihat dokter ngantuk? Dokter kan juga manusia, pasti pernah lah. Iya, kalau ngantuknya di ruang tidur. Tapi ini ngantuknya saat menerima pasien. Masa sih?

Peristiwa ini terjadi tadi malam, Selasa 16 September 2008 di sebuah rumah sakit di daerah Jatinegara. Istriku Yuli memperoleh rekomendasi ke rumah sakti ini dari beberapa teman. Pertama, dari teman kantornya. Kedua, dari istri temanku saat kami berbuka puasa di rumah teman waktu sekolah di pesantren dulu.

Sudah banyak testimoni yang menyatakan kalau dokter ini sukses membuat ibu-ibu bisa hamil. Istriku yang mendengar success story dari beberapa orang ini langsung tertarik, dan menganggap ini sejenis law of attraction.

“Kamu yakin, Neng? Kamu udah murtad ya dari Dr Wachyu?”.

“Dicobalah, Mas. Siapa tahu berhasil. Di dokter Wachyu kan kelihatannya dia sudah bingung mau ngapain lagi”.

“Oke deh,” kataku.

Maka, tadi malam kami langkahkan kaki menemui dokter tersebut. Kami mendapat nomor 21. Pasien lain tidak banyak yang menunggu. Aku sedikit curiga karena kata istriku saat peak season antrian pasien biasanya sampai pukul 3 pagi. Tapi sekarang kok sepi? Ah…mungkin karena lagi bulan puasa.

Setelah nama istriku dipanggil dokter, kami pun masuklah ke dalam ruangan. Ada suatu yang aneh di ruangan ini, yaitu ada televisi 20 inch yang sedang menyala di belakang dokter. Acaranya Dunia Dalam Berita. Alamak…

Rasanya baru kali ini aku melihat di ruang dokter ada televisi. Udah gitu, televisi disetel dengan volume yang kecil sehingga masih terdengar oleh telingaku.

Lalu istriku menyerahkan beberapa berkas yang merekam terapi yang pernah dialami oleh istriku dari dokter sebelumnya. Sang dokter membuka buku per halaman. Setelah dua halaman terbuka, dokter membaca lama sekali. Aku menduga sang dokter sulit membaca tulisan rekan sejawatnya sesama dokter. Kuperhatikan sekali lagi wajah dokter yang berkacamata itu sehingga matanya tidak bisa kulihat dengan jelas.

Istriku sesekali menyenggol kakiku. Aku tak menanggapinya. Kupikir senggolan ini hanya kebetulan saja.

Tak lama kemudian sang dokter membuka halaman berikutnya dan berhenti di sana cukup lama. Aku memperhatikannya lebih tegas lagi. Dalam hatiku aku bergumam,”Ini dokter tidur kali ya?”.

Perawat terlihat sedikit gelisah. Dia berusaha mendekati dokter dan meletakkan sesuatu di meja.

Tak lama kemudian dokter menyilakan istriku menuju kursi pemeriksaan. Tirai pun ditutup. Setelah beberapa saat, dokter kembali ke meja dan menuliskan tindakan.

Di sini, kembali pulpennya berhenti setelah menuliskan dua kata. Aku perhatikan pulpennya menggantung. Situasi ini terjadi sekitar 3 menit. Aku udah gerah melihatnya. Seketika kutinggalkan ruangan pemeriksaan.

Di mobil, sepanjang perjalanan pulang, istriku bercerita bahwa dia sudah tahu sebelumnya kalau sang dokter memang suka tidur di tengah pemeriksaan pasien. Mulanya dia juga nggak percaya. Masa sih dokter tidur saat pemeriksaan. Tapi teman-teman yang memberikan rekomendasi tadi malah meyakinkan,”Iya, mbak. Buktikan aja sendiri kalau nggak percaya”.

Meskipun sableng tapi mereka tetap merekomendasikan dokter ini karena terbukti sukses pada beberapa orang. Selain itu, sang dokter juga sering merekomendasikan pasien untuk menemui psikiater jika ada unsur piskologis yang menjadi masalah.

Menurut istriku, sang dokter tidak hanya tertidur saat memeriksa dokumen atau menuliskan tindakan, tetapi di saat melakukan USG terhadap istriku, sang dokter juga ternyata tertidur sebentar. Wah keterlaluan nih menurutku.

Aku jadi teringat Gus Dur yang sering tidur di berbagai kesempatan atau rapat penting. Yang uniknya, GD bisa menjawab semua pertanyaan atau bisa nyambung dengan apa yang dibicarakan saat dia tidur. Jangan-jangan dokter ini juga punya keistimewaan seperti GD? Ah, nggak mungkinlah. Paling-paling dia memang ngantuk karena habis operasi atau begadang.

Menurut suster asisten sang dokter, kelakuan dokter ini memang begitu. Tidak hanya di malam hari, di sore hari pun sang dokter bisa tidur saat memeriksa pasien. Tentu saja, hal ini membuat waktu pemeriksaan menjadi lama.

Setelah peristiwa ini aku jadi ragu. Kalau menurutkan kata hati dan logika, pasti aku segera meninggalkan dokter ini. Tapi kalau mendengar reputasinya sebagai konsulen fertilitas ditambah dengan positive thinking dan optimisme kami, rasanya perlu dicoba juga. Barangkali, dengan begitu cepatnya sang dokter berpindah dari kondisi alpha ke beta atau bahkan theta, ide-idenya jadi brilian. Asalkan saja, jangan pas operasi sang dokter tertidur.

Kira-kira, apa yang terjadi dengan sang dokter ya? Ada saran?

25 tanggapan untuk “Dokter Ngantuk

  1. Memangnya sang dokter umur berapa bang?
    Lagi meno kali dia hihihi…
    Musti diajak ngomong terus kali ya …
    sabar aja bang..

    Umurnya sekitar 50-an. Rambutnya sudah sedikit memutih. Ini dokter nyentrik banget…

  2. Ternyata banyak juga yah yang alami kejadian ini, saya dan istri pernah juga tuh alami kejadian yang sama dengan Dr. Y. Dengar-dengar seh, beliau itu memang dokter super sibuk, karena jabatan dan kegiatannya dimana-mana termasuk di RSCM dan Harapan Kita. Tapi, alhamdulillah melalui tangan si dokter, kami berhasil memperoleh anak kedua yang telah ditunggu-yunggu selama 7 tahun. Tips-nya : sebaiknya booking pendaftaran jauh-jauh hari sehingga tidak kebagian konsul dgn dokter terlalu malam. Pengalaman pertama kami waktu itu, kita konsul +/- jam 21.30 WIB karena saking banyak pasiennya, sehingga dokternya hampir salah menuliskan resep. Untungnya si suster pendampingnya lumayan cerdas…besok-besoknya kita booking jauh-jauh hari, sehingga si dokter juga gak terlihat ngantuk.

    Kayaknya ini orang yang sama deh dokternya. Inisialnya bukan Y, tapi JW. Dia kan? Kalau memang bagus dan tokcer, nggak masalah sih. Terima kasih sarannya. Nanti kami akan booking lebih pagian.

  3. dokter ngantuk lagi periksa…?
    melihat dari ceritanya, kemungkinan besar karena dia kurang istirahat dan ditambah lagi dg usia yg sudah uzur. terlalu beresiko memang bila menggunakan jasanya. perlu dipikirkan lagi deh menurutku untuk kembali menggunakan jasanya…
    sebaiknya tu dokter disuruh pensiun dan menikmati masa tuanya dg bersenang2, daripada nanti menimbulkan resiko yg besar… 🙂

  4. “kondisi alpha ke beta atau bahkan theta”

    Weeiiiss ini berat … ini berat … (NLP punya nih keknya ..)(hehehe)

    But … lucu juga kali ya memperhatikan sang dokter beraksi …
    Ini jenius … atau memang ngantuk berat …

    Tapi the bottom line is …
    semoga cocok ya …

  5. Satu lagi …

    Feeling hati saya mengatakan …
    Saya akan dapat keponakan dari Abang dan Kakak … !!!
    Sooner or Later …

    Saya berdoa untuk Abang dan Kakak …

    salam dan doa saya …

  6. waduhm sungguh repot kalau ada dokter mengantuk saat memeriksa pasien. jangan2 banyaknya kejadiam mallpraktik lantaran banyak dokter yang seperti itu, bung azwan, haks 😀 saya hanya bisa berdoa, semoga upaya mas bung azwan dan nyonya berhasil.

  7. ha..ha..lucu ya ceritanya
    Tapi, jangan2 memang mirip Gus Dur ini dokter, suka tertidur tetapi nangkep…
    Walaupun begitu, feeling saya dokter ini bukan sembarang dokter.
    Ditunggu saja hasilnya pak Hery, semoga berhasil.

  8. wew …. kata aneh adalah “sang dokter bisa membuat ibu-ibu hamil …. ”

    terkesan adegan pemerkosaan gitu … 🙂

    e… ternyata dia konsultasn fertilitas … 😀

    Maksudnya, ya menjadikan ibu2 hamil dengan tindakan medis yang dilakukannya…

  9. terkadang ada orang yg befikir sambil memejamkan mata….terkesan tidur…
    Kalau neh dokter..nggak sampe “ngorok” kan??

  10. NLP hehehe….8x

    Kalau saya melihat, di sini si passien sedang ditempa tingkat kesabarannya. Ketika kesabaran sang passien udah ga diragukan lagi maka dengan mudah rahmat Allah akan datang… :mrgreen: (Bener ga tuh? kayaknya ngga sih… 😆 )

    Kalau saya jadi dokter, bisa kayak gini kali…. 😀

    Yup…Barangkali pasien sedang diuji kesabarannya…

  11. Menurutku dicoba aja…. Karena yang terpenting adalah do’a yang ikhlas.
    Jadi inget ceramahnya Aa Gym. Tulisakan semua teman, tetangga, sodara yang senasib, lalu do’akan dengan ikhlas tanpa diketahui sama orang2 yg dido’akan. Maka, do’a yg mendo’akan akan lebih awal diqabul oleh Allah.

    FYI. Katanya do’a imam Nawawi itu semuanya mendo’akan orang lain, untuk seluruh kaum mu’min, tak ada do’a untuk dirinya sendiri, lalu diakhirnya beliau berdo’a, Ya Allah jadikanlah saya bagian dari mereka (kaum mu’min itu). Mantab bang!

    Wah, idenya boleh juga nih Mang Kumlod.
    Hatur nuhun…

  12. alah…..
    her.her..
    bukannya ente juga sering tertidur di kelas dulu, tapi kalau ditanya guru bisa jawab. atau temen-temen kita (termasuk aku juga kali, ya) dulu juga begitu. Tertidur saat beraktifitas. Jadi, ngga ada yang aneh, tokh? Dan kalau sudah menjadi kebiasaan, ketiduran biasanya menjadi reflek yang berbeda tipis dengan kesadaran. Jadi, kebiasaan dia tidur adalah bagian dari proses pemeriksaan. Saranku, jangan pernah ganggu tidur dia, karena akan mengganggu psikologi dia secara keseluruhan. he.he.he…
    Mudah-mudahan SUKSES, ya..

    Emang gue dulu sering tidur di kelas ya, Bro?
    Baru nyadar gue…
    Emang sih menjelang pukul 12 siang, mata mulai kehilangan konsentrasi karena otak kekurangan oksigen.
    Ehm…kalau begitu ini balasannya ke gue yang telah menyinggung guru yang mengajar waktu di sekolah dulu.

  13. Lho..kok sama? saya punya cerita yang mirip dengan dokter obgyn di kota lain lho…
    versi humornya : mungkin mereka sama-sama fans-nya Gus Dur atau memang ada pelajaran ‘ngantuk-semedi-cari wangsit’ waktu pendidikan dulu..hehe..
    versi seriusnya : begitulah dokter obgyn, jam kerjanya kan nggak tentu (orang melahirkan kan bisa kapan ajah), capek pastinya yah..

  14. Pak Heri,
    kebetulan sekali saya juga akan mulai periksa lagi sama dr JW itu
    memang dari info temen2, beliau suka tertidur pas pemeriksaan, saran temen saya, kita ajak ngobrol dia dengan volume suara agak keras.
    Tapi beliau memang punya reputasi sukses dengan program hamilnya, oleh karena itu, saya mau.

  15. Pak Hery,
    apakah sudah mengunjungi dr JW lagi ? Tadinya saya mo kedokter tersebut, tapi karena jadwal tidak praktik di hari week end, maka saya berniat ke dokter Hardi Susanto yg praktek di Siloam Kebon Jeruk & RSIA Family Pluit. Beliau bersama dokter Wachyu yg menemukan metode Gasless Laparoscopy. di sebuah forum, beliau sepertinya juga ahli infertility.

Tinggalkan komentar