Kamus Mini Bahasa Medan

Berhubung penduduk Medan adalah campuran dari berbagai etnis, bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar yang paling dipahami. Tak heran, di seluruh Sumatera Utara tidak diajarkan bahasa daerah. Di rapor siswa, kolom bahasa daerah tetap dikosongkan.

Meskipun demikian, ada beberapa bahasa Indonesia di Medan yang tidak berlaku di wilayah lain. Hal ini baru terasa, jika ada perantau atau turis lokal yang berkunjung ke Medan. Kesalahpahaman sering terjadi akibat perbedaan dialek ini. Sepintas katanya pernah kita dengar, tapi ternyata artinya berbeda. Berikut ini, saya tampilkan kamus mini bahasa “Medan” untuk menjadi bekal bagi pelancong, sehingga dapat meminimalkan kesalahpahaman.

Angek: artinya iri. Contoh, “Angek dia sama aku. Mainan aku baru, mainan dia lama”.

Awak: artinya saya. Untuk orang yang lebih tua kata ini lebih sopan digunakan daripada kata “aku”. Contoh, “Kak, awak mau permisi dulu ya”.

Belacan, artinya terasi. Contoh, “Kalau buat sambal jangan lupa dicampur belacan biar sedap”.

Berondok: artinya bersembunyi. Contoh, “Jangan berondok di balik kursi. Nanti ketahuan.”

Brus: artinya sikat. Mungkin berasal dari kata brush dalam bahasa Inggris. Contoh,”Gosok lantainya jangan lupa pake brus ya”.

Cakap: berbicara. Contoh, “Anak ini banyak cakap. Dari tadi tak pernah diam”.

Cemana: singkatan dari macam mana, artinya bagaimana. Contohnya, ” Cemana pula dia ini. Sudah jam segini belum datang”.

Dayung, artinya kayuh atau gowes. Contoh, “Dayung terus sepedanya yang kencang”.

Degil, artinya bandel, nakal. Contoh,”Anak ini degil kali. Nggak bisa dibilangin sama orangtua ya!”.

Galon: artinya SPBU atau pompa bensin. Contoh, “Nanti isi minyaknya di galon Simpang Mariendal ya”.

Garang: artinya ganteng. Contohnya, “Garang kali anak ini. Pasti banyak cewek yang suka sama kau”.

Gibal, artinya pukul atau hajar. Contoh,”Awas kau, jangan macam-macam sama aku. Kugibal nanti kau”.

Gondok: artinya mangkel. Contoh,”Gondok kita dibuatnya. Masa nggak dikasihnya aku satupun”.

Jontik: artinya usil, ganjen atau cunihin (bhs Sunda). Contoh,”Jontik kali abang itu. Disiulinnya setiap ada cewek lewat.”

Kali: artinya sangat atau banget. Contoh, “Tauconya enak kali” Artinya, tauconya sangat enak atau enak banget.

Keknya: singkatan dari kayaknya, artinya sepertinya. Kata ini sudah semakin umum digunakan di Jakarta. Contoh, “Keknya anak ini berbohong.”

Kereta: kalau di Jakarta berarti sepeda motor. Contoh, “Aku pinjam keretanya ya!” Bagi orang Jakarta yang mendengarkan kalimat ini pasti takjub karena orang yang dipinjami ternyata memiliki kereta yang dalam pemahaman umum adalah kereta api. “Wah, nih orang pasti kaya banget,” sangka orang Jakarta.

Kombur: artinya bual atau cerita karangan. Contohnya,” Ah, tak percaya aku sama ceritanya. Banyak kali kombur dia”. Yang sering dipakai juga “kombur malotup” artinya, kombur yang meletus alias cerita karangannya semakin tampak kebohongannya.

Koyok: artinya obrolan atau omongan. Contoh,”Ah koyok dia aja itu. Jangan kau percaya.” atau pada kalimat lain,”Kami koyok-koyok, tak tidur semalaman”.

Lantam, artinya panjang mulut atau suka berbicara berlebihan tanpa data autentik. Contoh,”Lantam kali mulutnya itu. Masa awak dibilangnya sombong”.

Lembu: artinya sapi. Kata sapi jarang digunakan. Contoh, “Jual sate lembu!”.

Litak, artinya lelah, kerepotan. Contoh,”Litak kali awak dibuatnya. Tak sanggup awak mengejar dia. Larinya kencang kali.”

Mengkek: artinya manja atau kolokan. Contoh,”Mengkek kali anak ini. Tak mau lepas dia dari omaknya barang sekejap”.

Mentel: artinya ganjen, centil. Contoh,”Kalau jadi cewek jangan mentel kali kau.”

Mentiko: sikap yang kurang menyenangkan, selalu menyakitkan. Contoh,”Susah bergaul sama dia. Orangnya mentiko kali.”

Merajuk: artinya mutung, marah-marah kecil, ngambek. Contoh,”Anak ini merajuk aja kerjanya. Susah awak dibuatnya”.

Minyak, artinya biasanya bensin atau BBM untuk kendaraan. Contoh, “Nanti jangan lupa isi minyak ya.”

Minyak lampu, artinya minyak tanah. Contoh,”Susah kali cari minyak lampu. Stoknya udah abis”.

Minyak makan, artinya minyak goreng. Contoh,”Harga minyak makan lagi turun sekarang”.

Motor: atau sering disebut montor berarti mobil. Contoh, “Wah motornya muat untuk 7 orang ya?” Bagi orang Jakarta pasti shock mendengar motor bisa diisi 7 orang.

Pasar Itam: jalan raya. Contoh, “Rumahmu dekat pasar itam ya?” Mungkin karena warnanya memang hitam, jadi disebut pasar itam. Pasar artinya jalan. Itam berarti warna hitam.

Pajak: pasar di Jakarta. Contoh, “Beli di pajak aja. Ikan di pajak segar-segar, jangan beli di warung sebelah”

Palak: membacanya dengan k ringan (seperti pala’) artinya tidak senang atau kurang berkenan. Contoh, “Dirusaknya mainan awak. Palak kali awak”.

Paten: artinya top atau sangat bagus. Contoh, “Paten kali suaranya. Merinding awak dibuatnya”.

Pesong, artinya gila, hilang ingatan. Kata ini dimuat juga dalam buku Laskar Pelangi. Contoh,”Awas ada orang pesong di jalan. Hati-hati kau kalau lewat situ”.

Recok, artinya berisik. Contoh,”Jangan recok kalian ya. Di sini ada orang lagi sembahyang.”

Semalam: artinya kemarin. Contohnya, “Semalam filmnya di tipi paten kali”.

Sesak: artinya kebelet. Contoh,”Kamar mandinya di mana? Udah sesak berak ni?”.

Sikit: singkatan dari sedikit. Contohnya,”Mintalah sikit kuemu. Lapar kali awak ini”.

Totong: sebutan penis untuk anak kecil. Contoh,”Totong si Ucok digigit semut”. Makanya orang Sunda yang bernama Totong hati-hati kalau lagi berkunjung ke Medan. Di Puncak ada penjual sate bernama Haji Totong yang membuat orang Medan tersenyum saat lewat di depan restoran tersebut.

Ubi kayu: artinya singkong. Contoh, “Enak kali ubi kayu goreng ini”.

Ubi rambat: artinya ubi jalar, seperti ubi Cilembu. Contoh, “Ubi rambatnya digoreng kering aja, jangan direbus”.

Catatan:

Pada dasarnya orang Medan mengikuti pola suku Jawa dalam melapalkan huruf K yang terletak di akhir. Jadi palak dibaca pala’, kerak dibaca kera’, berserak dibaca bersera’.

Kalau ada kosa kata lain yang saya yakin masih banyak, mohon dimasukkan di sini. Biar bisa diterbitkan jadi kamus mini bahasa Medan. Halah…

45 tanggapan untuk “Kamus Mini Bahasa Medan

  1. Paten kali nih bang Qamusnya….

    Yang bikin awak ketawa itu kata “garang” Bang….
    “Supir Metromini mukanya garang-garang…”
    Senang kali keknya tuh supir dibilang gitu, padahal mah….

  2. hahahaha…. komentar om itu emang nggak bangeettttsss.. 🙂

    Eh Bang.
    berarti selama ini aku banyak salah di penggunaan kata Garang. Soalnya dalam pikiranku, garang tuh udah yang modelnya kayak satpam yang berkumis tebel sambil bawa pentungan gitu.

    Bener kata si Anak Pintar, senang kali keknya si Supir Metromini dibilang garang sama penumpangnya.. hihihi…

    Eniwei…
    Ayo Bang.
    Segera dikumpulkan! Daripada sedih terus karena belum juga bikin buku padahal sering nerbitin buku orang… 🙂

    Semangat!

  3. keknya paten juga kalau buku perdana kau berupa kamus bahasa medan, belum ada yg bikin kan?

    oot dikit…
    kalau di sumbar & riau, beberapa barang dinamakan dg merek yg pertama kali muncul, contoh:
    honda artinya motor, contohnya: apa merek honda kau? suzuki ya?
    pepsoden artinya odol, contoh: ndak lamak pepsoden close-up iko (gak enak odol close-up ini)

  4. Aduhhhh…apalagi yah yang mesti saya bilang ke pak Hery ini??? ada aja materi yang ditampilkan di Blog bapak. TOP BGT deh pokoknya pak Hery, jadi inget kalo lagi dinas ke Medan, teman2 kita di sana kalo bicara spt itu,

    Dan kebetulan punya beberapa boss di kantor yang lulusan FK dan FKG USU, jadi kepingin ketawa ngakak dibuatnya…

  5. kenapa mesti ndak dimasukkan dalam kurikulum, yak? kalau di jawa, bahasa daerah dijadikan sebagai mata pelajaran muatan lokal, mas azwan.misinya, tentu saja agar keberadaan bahasa derah tetep eksis dan tak menguap begitu saja dalam memori anak2 bangsa. sungguh disayangkan kalau bahasa daerah yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kultur dan kearifan lokal mesti musnah dari sejarah peradaban negeri ini.

    Masalahnya, tidak ada etnis yang benar2 dominan seperti di daerah lain. Komposisi etnis di Sumut relatif merata, sehingga sulit mengangkat satu bahasa daerah dan mengajarkannya di sekolah jika tidak mau menerima protes dari suku lain.

  6. hahahahha, keren kamus ini.
    Percaya ngak, meski aku cuma numpang lahir di Medan, tapi banyak dari bahasa Medan yang masih tetap aku pakai sampai sekarang, karena dirumah ortu terbiasa berbahasa itu.
    Contoh : keknya ; ini malah udah merambah keteman-teman dekatku karena waktu aku nulis sms atau email, sering dipakai.
    Belacan dan brush, udah susah ngilanginnya 😀

    Hidup Medan !

  7. Hehe kreatif bang, pertama kali aku ke medan memang aneh terasa waktu tmnku cerita dia naik kereta ke kantor, padahal rumahnya dekat, ngomong semalam, pajak dll, sering salah makna! sekarangpun msh ada yg gak ngerti, tp tinggal tanya sm anak2ku, mrk pasti tahu.

    salam kenal bang, dr tetangga, terdampar disini 🙂

  8. wah paten kali ini kamus,jadi ingat kampung halaman awak ini,aku pun ada sedikit bahasa kecilku waktu di medan dulu,misal :
    1.limpul ,artinya uang lima puluh rupiah
    2.leong,artinya melayang-layang atau putus,cth:layang2ku leong kemarin
    3.sepeda kerbau;sepeda besar yang ada palangnya
    4.Sepeda janda;sepeda besar yang palangnya melekuk kebawah
    5.raon-raon;mutar-mutar atau keliling

    sementara itu dulu,yang pasti kamus ini paten kali.

    asriel

  9. setelah baca postingan ini, saya dan kawan -kawan langsung mengingat beberapa beberapa istilah bahasa medan lainnya
    1. corot/ combrot : nomor terakhir atau urutan paling buntut
    2. bedangkik/ celit : pelit
    3. cengkal : keras kepala
    4. betekak : artinya berdebat hingga tegang urat leher
    5. enceng : keluar dari permainan
    6. congok : rakus
    7.ngeten : ngintip
    8. mencong : miring
    Medan memang paten!

  10. Ditambah bang di kamus ini:

    1. pusing : putar. Seperti contoh: kenapa becak dayung itu cuma pusing pusing di sini aja?
    2. pulut : ketan
    3. Dorsmeer : cuci motor (dalam arti mobil). Seperti contoh: Motornya nanti di dorsmeer yah soalnya sudah jorok sekali.
    4. jorok : kotor. Seperti contoh: Cemana ini anak, setiap hari bajunya jorok sekali.
    5. sur : asyik. Seperti contoh: Jalan jalan ke Danau Toba itu sur sekali.
    6. setip : penghapus
    7. rol : penggaris

  11. wah..wah..
    nambah kaya kosakata saya nih..

    oh ya bang salam kenal.. gara2 ipk4cumlaude nih.. jadi tamu tak diundang…
    🙂

  12. Ada lagi:
    ecek-ecek = pura-pura

    Dulu waktu kecil, kalau mau hompimpa, bilangnya “uwang”. bener gak ya ini termasuk kata yang banyak di gunakan di banyak tempat di Medan?

    Semen = lantai… (Jangan tidur di semen kau, nanti masuk angin!) barangkali karena dulu rumahku cuma pakai semen bukan keramik.

    Waktu berangkat sekolah selalu milih angkot (sudaco) yang bagus, bukan yang “danga-danga”.

    Pasal = gara-gara
    (Dia itu sukanya cari-cari pasal saja…)

    (Sy dr Biri-biru Deli Serdang, sekarang di tangerang)

  13. alamak jang, sukak kali aku membaca ‘Kamus Mini Bahasa Medan’ diatas.
    Cemana pulak tak banyak ragam kosa kata di medan sekitarnya… banyak pulak puak hidup di medan sekitarnya, belom lg ada orang belanda dulu, ada juga orang keling, arab sama orang cina.
    saling melengkapilah…

    1. Orang itu: Mereka. “Kok recok kali orang itu, dipikirnya pulak rumah itu macam pajak”
    2. Guli : Gundu, Kelereng.
    3. Tortop: salah satu permainan kelereng
    4. Alip Berondok : Sejenis permainan ‘Petak Umpet’. banyak permainan anak di medan diawali dgn kata ‘alip’, misalnya Alip Cendong, Alip Jongkok, Alip Bataliun dll. dlm permainan muncul pula istilah: Locak, anak bawang dll
    5. Teh Manis Dingin: Teh Es Manis
    6. Teh Tong : Air hangat dengan seduan teh yg tidak kental, teh tawar. Teh Pait: disedu dengan teh yg lebih pekat.
    7. Es Kosong : Air minum yg dicampur es saja.

  14. mandi: manis dingin
    maju kali: sok hebat
    raon-raon: jalan-jalan
    slek; masalah
    skelak: sekali/ sekali-sekali
    bereng: melirik tajam
    beserak: terjatuh/tabrakan

  15. wah..
    Ternyata medan+jawa ada persamaan dan perbedaan ya?
    Kata odol dimedan+jawa artinya pasta gigi
    kata setip dimedan+jawa artinya penghapus karet,

    perbedaan ni,
    belacan di medan itu terasi,
    di jawa artinya hewan yang mirip musang,seperti anak macan,suka makan ayam warga
    ecek-ecek di medan itu pura2,
    dijawa artinya jelek,berkelas rendah,blm maju
    cengkal dimedan artinya keras kepala,
    kalau jawa berarti mengunci pintu
    koyok dimedan obrolan,dijawa mirip.

    Ya itulah kadang kalo kita blm paham,bisa miskomunikasi.
    Tapi,bener paten ini blog,bahas kamus medan..
    Moga cepet diterbitkan ya?
    Takut budaya kita ilang..

  16. Mantap kali bah… Awak tambahkan sikit ya bang…

    daun sop = seledri
    tepung roti = terigu
    ayam eropa = ayam negri
    siap = selesai
    kreak= belagu/rese
    cagak = standar (untuk motor/sepeda)
    roti kaleng = biskuit dalam kaleng

  17. Tamboh lagi ya…
    Cicing = ngacir/lari
    bombon = permen
    jongkek = genit
    raon-raon = mungkin berasal dari kata “round” yang artinya
    jalan-jalan /keliling-keliling
    tere = (try) coba
    door smer = pencucian mobil

  18. gan, ane mo tanya.. klo ini artinya apa :

    Har pal yaha..ji par jiyo..jo hai samaa..kal ho naa ho..

    makasih

    Jawab:
    Wah gak tahu tuh. Maaf….
    Bahasa apaan tuh? Indiahe?

  19. orang medan asli aku bang..
    ku tambahi lagi y bang..
    mentiko : bandal
    balik : pulang
    paok : bodoh
    leles : ngutip barang bekas
    tengok : lihat
    gecor : gak bisa nyimpan rahasia
    hajab : hancur
    kede sampah : warung yg jual sayuran mentah
    keleng bangking : orang berkulit hitam
    kelen : kalian
    bereng : melirik
    cabut : pergi
    berantam : berkelahi
    cak : coba

    itu dulu lah y bang..
    pening kali aku mikirkan ny.
    banyak kali pulaknya bahasa medan..
    kapan2 kutambahi lagi..
    horas bah..

Tinggalkan Balasan ke mahrunnisa Batalkan balasan